Rabu, 06 Februari 2013

Hujan di Antara Aku dan Kamu

Hari ini hujan,sayang.
Aku tak bisa menemuimu karena aku tak punya payung.
Dan aku tau kamu pasti sedang sibuk di sana,
maka ijinkan aku untuk menari bersama hujan tanpamu.

Hari ini hujan,sayang.
Aku tak bisa menemuimu karena aku takut kamu basah.
Dan aku tau kamu tak suka basah,
maka ijinkan aku untuk bermain bersama hujan tanpamu.

Hari ini hujan,sayang.
Aku tak bisa menemuimu karena aku tau kau tak bisa ditemui.
Dan aku tau, butuh perjuangan untuk menemuimu,
maka ijinkan aku untuk bercinta dengan hujan tanpamu.

Jumat, 01 Februari 2013

Surat Cinta Untuk Habibie



            Di awal 20 tahun usiaku, mungkin bagi sebagian orang belum pantas untuk memikirkan berumahtangga, namun bagi sebagian lainnya awal usia 20 sudah terlalu tua bagi wanita untuk berumahtangga. Namun aku akan tetap pada pendirianku, aku tak ingin terlalu muda untuk menyesali hal-hal buruk yang mungkin terjadi jika terlalu dini memutuskan hal itu, walau sebenarnya aku sendiri tak tahu siapa yang akan mau memintaku untuk menjadi bukan sekedar istri, tapi sebagai pendamping hidup yang abadi di awal 20 tahun usiaku.
            Ku akui memang bohong jika aku tak pernah sedikitpun memikirkan tentang kapan seorang Pangeran berkuda putih menjemputku untuk menjadi Puteri di hatinya. Aku tak terlalu berharap banyak tentang bagaimana Pangeran itu, tak berharap parasnya yang teramat tampan, atau hartanya yang begitu melimpah. Namun yang aku harapkan, Pangeranku kelak dapat menjaga kehormatanku di depan semua orang, dapat membuatku dihargai dan disayangi, dan tentunya seseorang yang dapat menjadi penuntunku ke jalan Syurga.
            Bukan dia yang menghinakanku di depannya ataupun di depan orang lain. Bukan dia yang hanya mengedepankan nafsunya untuk memilikiku, menjadikanku mainannnya saja, menjadikanku budaknya tanpa pernah memikirkan perasaanku. Bukan pula dia yang membuatku menjadi wanita yang egois, dan bukan dia yang tak bisa membawaku kepada kebaikan.
            Habibie (kekasih) Pangeranku, kutunggu engkau datang menjemputku dengan gagah menunggangi kuda putihmu. Untuk engkau yang kuharapkan kelak menjadi Habibieku, kutuliskan surat ini untukmu.

            Surat untuk Habibie


            Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Apa kabar Bie?
Semoga engkau selalu dalam lindungan Allah SWT.

Bie,
Tahukah engkau jika setiap malamku selalu teringat padamu. Padamu yang telah membuat hatiku penuh sesak berisi perasaan-perasaan yang hadir untukmu.
Aku tahu mungkin perasaan ini tak pantas ku ungkapkan saat ini, tapi sesungguhnya aku mengharapkan engkau merasakan perasaan yang sama denganku. Perasaan yang muncul sejak saat itu. Saat aku tersadar bahwa mungkin engkaulah kekasih pilihan Allah untukku.
Bie,
Tahukah engkau saat aku  menulis ini untukmu, ku tanggalkan nafsu duniaku, ku tanggalkan keegoisanku untuk sekedar memilikimu. Aku tak sampai hati merebutmu yang mungkin belum Allah ijinkan untuk bersamaku. Aku mencoba setia pada kehendak Nya untuk menunggu suatu hari nanti engkau datang untuk meminangku. Engkau datang pada orangtuaku untuk menjadi Syurgaku setelah mereka. Aku akan berjanji untuk selalu menurutimu. Aku berjanji akan menjadi istri yang baik, istri yang diridhai Allah. Aku berjanji akan menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kita kelak. Aku berjanji akan menjadi sahabat yang baik saat engkau mendapatkan masalah. Aku juga berjanji menjadi tempat terbaik unukmu meluapkan segala curahan hatimu yang sedang risau.
Bie,
Aku ingin engkau tahu, mungkin cintaku padamu tak sebesar cinta kedua orangtuamu padamu. Tapi aku berjanji akan setia menerima semua kelebihan dan kekuranganmu. Aku akan setia di saat suka dan dukamu. Aku akan setia mengingatkanmu saat engkau melakukan kesalahan. Aku akan setia hingga akhir hayatku mengabdi padamu.
Bie,
Tapi akupun berharap, semoga engkau dapat menjadi Syurga yang indah untukku. Engkau mampu membimbingku menjadi istri yang soleha. Engkau yang setia padaku. Engkau yang menerima saat aku melakukan kesalahan dan engkau mampu membuatku memperbaiki kesalahanku. Engkau yang menerima saat aku tak mampu berdiri untuk memperbaiki kancing bajumu yang copot. Engkau yang menerima saat aku tak mampu berjalan untuk menyiapkan makanan untukmu dan saat aku tak mampu memandikan anak-anak kita kelak.
Bie, Ini permintaanku yang terakhir.
Aku ingin disaat senja kita kelak, kita dapat menikmati saat-saat terakhir kita dengan bercengkrama bersama. Dan aku ingin engkau tak pernah lupa mengecup keningku sebelum aku tidur dan kita terlelap dalam buaian mimpi yang indah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Untukmu calon Syurgaku
Semoga engkau membaca surat cinta ini.