Ini cerita jalan-jalan telusur Bandung Selatan kedua saya. Tapi kali ini bukan lagi ditemenin sama si Abang, kali ini bareng sama temen SMA. Sebenernya ini rencana udah dari jaman kapan, tapi baru kelaksana Minggu, 01 September kemarin, itupun jadinya cuma berdua, saya dan Puji.
Karena Puji berangkat dari Karawang, kami janjian ketemuan di terminal Leuwi Panjang, Bandung. Setelah dapet sms dari Puji dia udah sampe Pasir Koja sekitar jam setengah 11, saya langsung meluncur dari kosan Abang ke terminal. Nyampe sana jam 11.45 dan langsung capcus menuju destinasi pertama, Kawah Putih, Ciwidey.
Perjalanan dari Leuwi Panjang ke Ciwidey memakan waktu sekitar 1 setengah jam diselingi macet di Kopo dan istirahat sholat Dhuhur di Masjid Besar Ciwidey. Setelah istirahat sebentar sambil ngelurusin kaki, kami melanjutkan perjalanan sekitar setengah jam sampai di pintu masuk Kawah Putih.
Antean tiket masuk kawah putih cukup panjang, tapi untungnya antrean naik ontang-anting ga terlalu lama. Total harga untuk dua orang saat itu 61.000, dengan rincian tiket masuk 2 @15.000, parkir Cindy 5.000 ontang-anting PP 2 @13.000. Setelah setengah jam naik ontang-anting, akhirnya kami tiba di pintu masuk Kawah. Cuaca saat itu cerah bercahaya, air Kawah berwarna biru susu beda waktu saya ke sini sama Abang. Mungkin waktu ke sini sama Abang, cuaca lagi mendung jadi warnanya lebih ijo.
|
Saya dan Puji |
|
ini ontang-antingnya |
Yang unik di Kawah Putih ini pintu masuk Kawahnya yang kaya di negara Jepang, dan seperti biasa momen-monem seperti ini harus diabadikan.
|
Pintu masuk kawah |
|
Kawah Putih |
|
Aku bisa terbang :D |
|
Jangan liat pasangan baju ijo & merah (ini ga sengaja lho) |
|
Di tepi Kawah |
Setelah cukup puas keliling-keliling di Kawah Putih, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi kedua, Situ Patenggang. Beda sama Kawah Putih yang merupakan kunjungan kedua, ke Situ Patenggang merupakan kunjungan pertama saya dan berharap semoga ga mengecewakan.
Berdasarkan informasi yang saya dapat dari mbah Google, dari Kawah Putih ke Situ Patenggang memakan waktu sekitar 15 menitan. Dan di sepanjang perjalanan terbentang kebun teh yang indah, ga lupa kami mampir dulu buat menuh-menuhin file di kamera.
|
My Lovely Cindy |
Perjalanan kami lanjuutkan dan sebelum tiba di pintu masuk Situ Patenggang, ternyata Cindy dehidrasi. Karena ga ada SPBU di sepanjang jalan, maka dengan sedikit terpaksa Cindy harus terima isi ulang dari warung penjual bensin. Sampai di pintu masuk, kami bayar tiket 15.000 dari harga yang saya tau 5.000/orang, padahal bayar parkir lain lagi. Mungkin Cindy diitung bayar juga kalinya.
Dari pintu masuk ke tepi Situ ternyata cukup jauh, dan lagi-lagi pemandangan di sini didominasi oleh kebuh teh.
|
Situ Patenggang dari atas |
Setelah sampai di parkiran, kami langsung menuju penyewaan perahu, karena ingin menikmati Situ Patenggang dengan lebih hikmat, kami memilih perahu kayuh/perahu bebek yang sukses membuat kami berkeringat ria.
|
Situ Patenggang |
|
Perahu dayung, 10.000/org |
Kalo tau Situ Patenggang, pasti tau dong legenda Batu Cinta,. Di seberang penyewaan perahu ada pulau Asmara tempat batu Cinta. Berdasarkan legenda, Batu Cinta ini tempat dimana bertemunya ki Santang dan Dewi Rengganis. Barang siapa yang menyinggahi Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara, maka akan mendapat cinta yang abadi seperti ki Santang dan Dewi Rengganis.
Kami cuma liat-liat batu cinta dari tepi pulau Asmara, dan langsung balik ke tempat penyewaan perahu karena udah sore dan Puji harus balik ke Karawang buat kerja besok pagi. Di perjalanan pulang, kami mampir lagi ke Masjid Besar Ciwidey buat istirahat Sholat Ashar. Dan setelah istirahat kami melanjutkan perjalanan ke terminal Leuwi Panjang nganter Puji nyari bus ke Karawang. Perjalanan pulang terasa lebih lama, karena macet cukup parah di daerah Kopo.
Sekitar jam 7 malem kami sampe di terminal, dan ga nunggu lama akhirnya bus Primajasa jurusan Cikarang (satu-satunya bus Primajasa yang lewat Karawang) keliatan juga. Hari yang melelahkan dan menyenangkan. Next trip kemana lagi ya?