Sabtu, 26 Oktober 2013

R.A.S.A

Begitu banyak hari yang ku lalui
Begitu banyak yang hal ku alami
Tapi taukah kamu, bahwa rasa ini akan tetap ada
Rasa ini akan selalu ada untukmu
Bagaimanapun nantinya aku
Dan bagaimanapun nantinya kamu
Rasa ini hanya untukmu
Walau mungkin tak bisa ku sampaikan
Walau mungkin tak akan pernah ku ungkapkan
Tapi pahamilah sesungguhnya
Aku berharap walau tak bicara
Aku memohon walau tak berlutut
Tapi mungkin inilah bodohnya aku
Selalu berharap semua akan mengerti
Walau aku tak bersuara
Mungkin inilah egoisnya aku
Selalu berharap semua seperti yang kuinginkan
Walau aku tak mengatakan
Namun kamu tak perlu takut,
Biarlah semua mengalir seperti air
Berhembus seperti udara yang menggugurkan daun-daun kering
Seperti itulah aku padamu
Tak ingin kupaksakan mauku
Rasa ini akan tetap ada
Dimanapun kamu sekarang, nanti, dan seterusnya
Dan kamu tak HARUS tau

Senin, 14 Oktober 2013

Malam Minggu di Gasibu

Sabtu, 12 Oktober 2013 aku sama Dian (tetangga kosan) berencana buat jalan-jalan ke Gasibu. Karena dari jalan Cimandiri ke jalan Diponegoro ditutup, akhirnya kami memutuskan buat nongkrong sebentar di sekitaaran jalan Dago buat nyari jagung bakar.

Kami memilih buat mampir di warung depan toko Donatello dan langsung pesan. Ternyata cukup lama juga menunggu pesanan kami diantar, karena pembeli yang cukup ramai. Setelah sekitar setengah jam, akhirnya pesanan siap di santap.

Sambil menikmati jalanan Dago di sabtu malam, kami menimati jagung bakar dan segelas bajigur sampai ludes, karena kami memang belum makan malam. Setelah cukup mengisi perut dengan jagung bakar dan bajigur, kami melanjutkan perjalanan menuju lapangan Gasibu.

Hanya sekitar 10 menit dari Dago, akhirnya kami sampai di Lapangan Gasibu yang malam itu cukup ramai. Seperti sedang berlangsung acara di depan gedung Sate. Kami mengitari lapangan sebentar sambil melihat sekeliling yang cukup. Melihat lapangan gasibu sekarang--malam itu--ada rasa senang dan kecewa bercampur. Senang karena sekarang lapangan Gasibu lebih terawat dan terdapat jogging treck yang tidak becek lagi, sedangkan kecewa karena masih saja ada tangan yang tidak bertanggung jawab dengan membuang sampah sembarangan, padahal sudah cukup tersedia tempat sampah di sudut-sudut lapangan.

Oke, kembali ke acara yang sedang berlangsung di depan Gedung Sate. Ternyata acara tersebut adalah Kemilau Nusantara yang berisi pagelaran seni dari berbagai kabupaten di Jawa Barat dan beberapa provinsi lain di Indonesia. Pantas saja sepanjang jalan Diponegoro menuju Gedung Sate ditutup.

Tidak berlama-lama kami di sini, hanya sebentar menyaksikan beberapa sambutan dari pejabat daerah. Lalu kami memutuskan untuk kembali ke rumah melewati sepanjang jalan Diponegoro menuju arah Jalan Supratman. Suasana jalanan saat itu padat merayap, dikarenakan beberapa bus yang parkir di tepi jalan yang memakan sebagian badan jalan Diponegoro yang sudah sempit serta beberapa kendaraan yang sengaja memperlambat kendaraannya untuk menyaksikan pagelaran tari dari para peserta Kemilau Nusantara kali ini.

Acara yang cukup menghibur dan juga melestarikan kebudayaan daerah. Semoga semakin banyak acara yang mengedepankan kebudayaan daripada kesenangan semata.

Rabu, 02 Oktober 2013

Cerita di Balik Pintu

Ga terasa hari ini tepat hari kedua matahari bersinar di bulan Oktober, dan ini tulisan pertamaku di bulan ini. Bukan hal spesial juga yang bakal aku tulis di sini, masih tentang aku, si ganteng Azka dan tetangga baru kami.

Awal bulan September kemarin, ada tetangga baru namanya Dian. Yups, namanya emang sama kaya nama Ayahnya Azka, tapi Dian yang ini cewe, dia baru lulus SMA. Dia tinggal di sebelah kamar Azka bareng sama Om & Tantenya. Anaknya manis, supple dan cerewet dan dia pinter nyairin suasana walau lagi garing sekalipun. Baru beberapa hari kenal aja udah klik buat ngobrol. Banyak hal yang kita sharing, mulai dari cerita sekolah dia sampe cerita horor di malem Sabtu.

Kita sering ngopi bareng sambil ngobrolin mantan-mantan pacarnya dia yang bisa dibilang jumlahnya cukup fantastis buat anak sekecil dia. Tentang pacarnya yang kelewat sibuk kerja jadi--menurut dia--lupa merhatiin dia. Makan kacang sambil nonton film-film horor yang menurut kita malah lucu bukan nyeremin. Dan sebenernya masih banyak hal lain yang kita kerjain bareng sambil gendong keponakan kita.

Oia, aku juga mau ceritain Azka.
Belum lama ini, Azka ternyata udah bisa jalan walaupun masih agak-agak takut. Dari yang awalnya langsung nangis kalo pegangannya dilepasin pas lagi berdiri, sekarang dia udah berani berdiri sendiri dan maju selangkah-selangkah. Dan yang nyebelin dari Azka semenjak dia bisa jalan, kamar ga pernah rapi. Segala apa yang Azka liat pasti diacak-acak ga peduli Mamanya udah teriak-teriak.

Dan sampe saat ini, yang ga berubah dari Azka adalah, dia tetep eksis kalo liat kamera. Kecil-kecil udah narsis ya :)