Jumat, 21 Februari 2014

Catatan Semalam

Hallo malam yang terlanjur larut,
Kali ini kau menjeratku lagi
untuk menantikan fajar yang dini

Sejujurnya aku tak keberatan menemanimu
karena kantuk pun belum menyapaku

Mungkin ini efek dari secangkir cafein yang kusesap sore tadi
hingga kantuk pun tak jua mendera
atau ini karena rasa rindu
yang kadung mendalam pada jiwa yang di sana

Oh malam yang terlanjur larut
Tak apalah aku kau ajak turut
Semoga lain waktu kau bisa menolongku
untuk sekedar menyampaikan rasa ini
melalui semilir dingin angin dini yang menusuk raga
melalui hembusan jiwa yang meraba
Jangan lupa, sampaikan pula padanya
bahwa aku menunggunya
di sudut hatiku

21/02/2014 12.09AM

Rabu, 19 Februari 2014

Matamu dan Aroma Hujan

Mungkin hanya beberapa detik saja aku dapat memandang matamu
Namun rasa yang tertinggal begitu mendalam di dasar hatiku

Aku melihat sesuatu yang lain dari matamu
Aku merasakan rasa yang ajaib dari matamu

Ingin kutanyakan padamu
Adakah kau merasakan perasaan yang kurasa saat menatap matamu?
Adakah kau sadari aku menyukai saat kau mencuri pandang padaku?

Tatap matamu
Membuat aku ingin menatapnya lagi dan lagi dan lagi
Dengan mata yang sama
Dengan binar yang sama
Saat kau menatapku di tengah rintik hujan yang menari sore itu

Ah, hujan...
Lagi-lagi dia menjadi aroma penambah cita saat aku bersamamu